Santo Alphonsus Rodriguez


Pada 25 Juli 1533, pasangan Jakobus Rodriguez dan Maria Gamez, yang bertempat tinggal di Segovia, Spanyol, mempunyai seorang anak baru bernama Alphonsus. Kelak Alphonsus menjadi anak kedua dari empat puteri dan tujuh putera dari pasangan saudara wol itu. 

Alphonsus tak beruntung dalam hal sekolah. Setahun setelah ia dan kakaknya menginjakkan kaki di Sekolah Tinggi di kota Alkala saat ia berusia empat belas tahun, ayahnya meninggal dunia. Dengan patuh, ia pulang kembali ke kota asalnya untuk membantu ibunya mengelola usaha perdagangan peninggalan ayahnya dan menikah dengan Maria Suarez pada usia dua puluh enam tahun. Dari pernikahannya itu, Alphonsus memiliki tiga anak.

Di usia 31 tahun, istrinya meninggal. Tak lama setelah itu, ibunya dan anak laki-laki satu-satunya meninggal juga. Usahanya bangkrut, ia lantas menjualnya. Sejak saat itu, Alphonsus berpikir untuk hidup hanya untuk Tuhan. Ia menginginkan untuk masuk ke Serikut Jesus, tetapi sayangnya pendidikannya terlalu rendah sehingga biara itu menolaknya. Alphonsus mencoba untuk memperbaiki pendidikannya dengan kuliah di Universitas Barcelona, namun tidak sampai tamat.

Lama kelamaan, Pejabat Biara menerimanya pada 21 Januari 1591 di Valensia. Ia menjadi anggota ordo awam karena tidak pantas menjadi imam atau frater, saat usianya empat puluh. Dia menjalani novisiatnya di daratan Spanyol selama tiga tahun dan khalwat 30 hari, kemudian dikirim ke Palma di Pulau Majorca. Pekerjaan Alphonsus di sana biasa saja, menjadi penjaga pintu biara. Ia memulai hidup biaranya dengan aturan yang dibuatnya sendiri:
  1. Kasih sayang terhadap Tuhan dan terhadap sesama manusia
  2. Kerendahan hati yang sabar dan patuh
Kehidupan rohani yang kuat serta kerendahan hati Alphonsus mulai terlatih. Ia selalu membayangkan bunyi bel pada pintu sebagai panggilan dari Tuhan. Setiap pengunjung dan tamu disambutnya dengan hangat. Kemana-mana ia selalu membawa rosaria. Ke dapur, bersama rosario. Mencari teman-temannya, sambil berdoa rosario, sampai bagian jemarinya di jempol dan telunjuk kapalan.

Hati-hati jika memerintah Alphonsus. Ia akan mengerjakannya tanpa bertanya. Pernah Pater Rektor datang dan Alphonsus bergegas berdiri. Tetapi Pater Rektor berkata, "Jangan berdiri. Duduk saja." Dan sampai waktu makan, teman-temannya heran karena Alphonsus tidak ada di tempat. Mereka mencari-carinya dan menemukan Alphonsus duduk di tempat Pater Rektor memerintahkannya.

Alphonsus selalu senang jika diberi jubah bekas teman-teman se-ordonya. Semakin usang, semakin senanglah ia. Dan mengenai makanan pun ia tidak rewel. Alphonsus selalu memilih makanan yang sederhana, padahal kehidupannya keras. Ia sering bermatiraga dan menyesah badannya. Semakin menderita, ia semakin senang. Ia selalu berpikiran, "Saya ini miskin, jadi apa tidak sebaiknya saya juga mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang rendah saja?"

Kecintaannya terhadap Bunda Maria dan Tuhannya diganjar oleh Bunda Maria. Suatu ketika ia sedang mendaki sebuah bukit di tengah hari bersama seorang imam. Pater itu masih muda, sambil berdoa di bukunya, ia tetap berjalan tegak mendaki bukit. Tidak demikian dengan Alphonsus yang tua. Tubuhnya lelah dan peluhnya menetes deras. Namun meskipun begitu, ia menapakkan kakinya satu persatu dengan berdoa rosario. Tiba-tiba berdirinya Santa Perawan Maria di depannya.Wajahnya tersenyum manis. Bunda Maria menyeka peluh Alphonsus lantas menghilang entah kemana. Badan Alphonsus segar dan segera mendaki bukit lagi mengejar pater muda itu.

Usia yang lanjut membuat kepala biara membebaskannya dari tugas menjadi penjaga pintu. Meskipun begitu, tiap hari Alphonsus selalu bertanya pada Pater itu, hal apa yang dapat dikerjakannya. Kalaupun pater memberinya tugas. Ia akan segera mengerjakannya, jika tidak, ia akan bersembahyang di gereja selama berjam-jam.

Alphonsus makin menderita. Suatu ketika, setan berdiri di hadapannya ketika Alphonsus menuruni tangga. Dengan segera dilemparkannya Alphonsus ke bawah. Dia kesakitan, tetapi tetap tidak mengeluh. Demikian hebat lukanya, sejak April 1617, beliau lumpuh. Doanya selalu, "O Yesus, tambahlah penderitaanku, asal kautambah pula cinta dan sabarku."

Pada tanggal 28 Oktober, Alphonsus sembuh. Namun tak lama, pada tanggal 30 Oktober 1617, Alphonsus wafat dan dikanonisasi sebagai santo pada 15 Januari 1888 oleh Paus Leo VIII.

Santo Alphonsus Rodriguez Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Good Dreamer
Powered by Blogger.