Tuhan Merindukan Kita untuk Pulang ke Rumah-Nya


Tuhan tahu, saat Adam-Hawa berdosa, Ia akan jauh dari manusia ciptaannya. Akan ada beribu-ribu tahun lagi sampai manusia dapat ditebus oleh Yesus dan mempunyai kunci untuk membuka surga. Tuhan Mahakuasa, sehingga Dia tahu bahwa manusia yang dicintai-Nya akan berdosa.

Cinta Tuhan demikian besar, tetapi Tuhan itu adil. Dia tidak bisa membatalkan sifat adil-nya, meskipun Ia juga mencintai manusia. Kesalahan Adam-Hawa harus dihukum, tak bisa dibatalkan. Namun pemberontakan Adam-Hawa terlalu besar. Penghukumannya pun juga sangat besar. Manusia tidak akan kuat menanggungnya. Allah Bapa mempersiapkan Putera-Nya sendiri untuk menggantikan hukuman itu.

Yesus tentu taat pada Bapa, meskipun Ia -- yang kudus --dikorbankan demi manusia seakan-akan Ia berdosa. Namun sebagai manusia, Yesus mengosongkan ke-Allah-annya, dengan demikian ketakutannya sendiri saat mengetahui detik-detik Ia akan ditangkap menjadi manusiawi.

"Bapa, jikalau cawan ini dapat berlalu, tetapi bukan karena kehendak-Ku, tetapi karena kehendak-Mu."

Maka tidak berlebihan jika Yesus mengatakan, "Tidak ada cinta yang lebih besar dibandingkan dengan seseorang yang mengorbankan nyawanya demi sahabatnya."

Sebagai Allah, Yesus juga tahu, bahwa pengorbannya terkadang seperti sia-sia. Dia dapat melihat di masa depan bahwa ada orang-orang yang tidak mengerti arti dari pengorbanannya. Ada orang yang menghujat. Tidak percaya, bahkan menganggap pengorbannya hanya pencitraan.

"Mana mungkin Allah menderita. Dia kan Mahakuasa? Dia dapat menghapuskan dosa tanpa berbuat seperti itu."

jawaban itu sama saja dengan mengatakan, "Mana mungkin manusia dapat menerima penghukuman yang sedemikian mengerikan karena dosa Adam-Hawa?"

jawabannya "Tidak mungkin." Yang mungkin menerima hukuman itu hanya Allah sendiri, yaitu dalam diri Yesus.

Allah tidak dapat membatalkan sifatnya yang Mahaadil. Hutang harus lunas. Hukuman harus sesuai dengan kejahatan. Dan dosa Adam-Hawa mendatangkan hukuman yang mengerikan. Allah tidak begitu saja memaafkan kesalahan manusia dengan menghilangkan sifatnya yang lain. Tuhan itu konsisten.

Manusia mana yang kuat disiksa dari jam dua belas malam sampai keesokan hari sampai disalib pada jam tiga petang. Tidak ada manusia yang kuat. Orang-orang pada jaman itu seharusnya sudah curiga bahwa Yesus bukanlah manusia biasa.

Lantas buat apa Yesus mau menanggungnya? Siapakah manusia itu sehingga Allah benar-benar bersusah payah menolongnya?

Siapakah manusia itu, sehingga Tuhan mau menjadi yang Maharahim?

Kita memang tidak mengerti bagaimana mulia dan berharganya jiwa manusia di mata Tuhan. Allah yang sedemikian Mahabesar mau menunduk untuk melihat kita?

Kita memang berharga.Segala ciptaan Tuhan memang berharga. Buat apa Tuhan menciptakan sampah? Itu tidak mungkin. Tetapi dari sekian ciptaan Tuhan, cuma manusia yang secitra dengan Allah. Hanya manusia yang dimaui Allah untuk menjadi pewaris surga. Itu berarti Anda dan Saya adalah anak emas ciptaanNya. Untuk itulah Tuhan merindukan kita pulang ke rumahNya. Untuk menjadi pewaris kerajaanNya. Dan bersama-sama denganNya menikmati kebahagiaan abadi bersamaNya.

Tuhan Merindukan Kita untuk Pulang ke Rumah-Nya Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Good Dreamer
Powered by Blogger.